SELAMAT KUNJUNGI BLOG KAMI

Kamis, Mei 21, 2009

Pesan Sang Ibu

tatkalah aku menyarungkan dan bersimpuh diatas pangkuannya
tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
tangannya yang halus mulus membelai kepalaku
tergetarlah seluruh jiwa ragaku
musnalah seluruh semangat api juangku
namun sang ibu berkata,
anakku sayang;
apabila kakimu sudah melangkah ditengah padang
tancapkanlah kakimu dalam-dalam dan tetaplah terus bergumam
sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa, gumam mengandung ribuan makna
apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan
yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar
yang nantinya akan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan

gedung-gedung kaum munafik,
tatanan negeri ini sudah hancur anakku,
dihancurkan sang penguasa negeri ini mereka hanya bisa bersolek di depan kaca
tapi, membiarkan panggungnya penuh noda
dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana
mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan parfum luar negeri
diluar berbau wangi didalam penuh dengan bakteri
dan hebatnya sang penguasa negeri ini pandai bermain akrobat
tubuhnya mampu dilipat-lipat yang akhirnya
pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat,
anakku;
apabilah pedang sudah kau cabut jangannlah surut,
janganlah bicara soal menang dan kalah
sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi,
mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan,
keinginan hanyalah sebuah kahyalan
yang hanya melahirkan harta dan kekuasaan,
harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang terbang diudara
anakku;
asalah pedang,ajaklah mereka bertatung ditengah pedang
lalu tusukkan pedangmu ditengah-tengah selangkangan mereka
biarkan darah tertumpah di negeri ini. Satukan gumammu menjadi, REVOLUSI

Baca selengkapnya ...
 
TERIMAHKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA